Sentra industri di Malang Raya bertebaran di mana-mana. Tiap kelurahan memiliki industri yang unik, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ciri utama sebuah sentra industri adalah, munculnya kluster masyarakat yang secara masif berproduksi pada salah satu produk yang sejenis. Misalanya, sentra industri kripik tempe, kripik buah, olahan apel, sanitari, keramik, gerabah, desa wisata, dan lainnya.
Ketika memasuki jalan raya Galunggung, ada sebuah kelurahan yang bernama Karang Besuki, kecamatan Sukun. Tepatnya, masuk lewat Gang Raya Candi II, disitulah sentra sanitair berada. Pada sepanjang gang tersebut, sepanjang 1 km berjajar hasil produk sanitair ditata dengan apiknya, ada kijing makam, nisan, pilar, cuci piring beton, pot bunga, ornamen taman, relief, acesoris taman dan air mancur.
Bahan baku sanitair bisa dikatakan mudah didapatkan, yaitu pasir, semen, dekosit/ meal, dan kawat. Namun dibutuhkan keahlian khusus yang menjadikan bahan-bahan tersebut disulap menjadi bentuk sanitair yang bernilai seni dan estetik. Untuk kualitas tidak diragukan lagi, hal ini dibuktikan dengan permintaan yang semakin meningkat, tentunya ini karena kualitas sanitair hasil produk sentra di Gang Raya Candi II ini sudah diakui sejak lama.
Awik, pemilik Putra Pendowo salah satu home industri sanitair Karang Besuki, mengatakan bahwa usahanya sudah berlangsung selama lima belas tahun. Masih menurut Awik, permintaan selain dari Malang Raya, kota-kota lain seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Bangkalan, Pamekasan, Bangil dan kota-kota di Kalimantan.
Pemilik Putra Pendowo menuturkan, sentra sanitair Karang Besuki sendiri sudah ada sejak dua puluh tahunan yang lalu. Keahlian membuat sanitair sendiri adalah keahlian turun-temurun diantara para warga Karang Besuki yang diturunkan pada generasi mudanya. Peran aktif pemerintah sungguh diharapkan dalam mempromosikan sentra industri kreatif masyarakat ini, karena selain menyerap tenaga kerja, juga bisa dikembangan ekonomi wisata.
sumber: http://www.seputarmalang.com/penulis/abe/sentra-industri-sanitair-karang-besuki-yang-melegenda/1895